Judul : Ayat-Ayat Cinta
ISBN : 979-3604-02-6
Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Republika
Terbit : Desember 2004
Isi : 419 Halaman
SINOPSIS
“Mencintai-Nya Menuntunku Pada Cintamu”
Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai
gelar masternya di Al Ahzar. Berteman dengan panas dan debu Mesir.
Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan
dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Belajar di Mesir, membuat
Fahri dapat mengenal Maria, Nurul, Noura, dan Aisha.
Maria Grigis adalah tetangga satu flat Fahri, yang beragama Kristen
Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri. Kekaguman yang
berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya tercurah dalam diary
saja.
Sementara Nurul adalah anak seorang kyai terkenal, yang juga mengeruk
ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini.
Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani membuatnya tidak
pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi
ragu dan selalu menebak-nebak.
Sedangkan Noura adalah tetangga Fahri, yang selalu disika Ayahnya
sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Hanya
empati saja. Tidak lebih! Namun Noura yang mengharap lebih. Dan
nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri
memperkosanya.
Dan yang terakhir adalah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri.
Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan
kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa
membohongi hatinya.
Lantas, siapakah yang nantinya akan dipilih Fahri? Siapakan yang akan
dipersunting oleh Fahri? Siapakah yang dapat mencintai Fahri dengan
tulus? Mari kita cari jawabannya dari sinopsis “Ayat-Ayat Cinta”
berikut.
Fahri sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq
yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi
(belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman,
seorang syaikh yang cukup tersohor di Mesir.
Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di
Masjid Abu Bakar As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha.
Aisha yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena
memberikan tempat duduknya pada seorang nenek berkewarganegaraan
Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus Fahri memberikan kesan
yang berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan. Dan ternyata Aisha
bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga tengah menuntut
ilmu di mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang
juga berasal drai Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi, dan
Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua
lantai, dimana lantai dasar menjadi temapt tinggal Fahri dan empat
temannya, sedangkan yang lanai atas ditemapati oleh keluarga Kristen
Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari
Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua oranga nak mereka, taitu Maria dan
Yousef.
Walau keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara keluarga Fahri
dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Terlebih Fahri dan
Maria berteman begitu akarab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik
yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan
surat Maryam.
Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai
tetangga lain berkulit hitam yang perrangainya berbanding
seratusdelapan puluh derajat dengan keluarga Boutros. Kepala keluarga
ini bernama Bahadur. Istrinya bernama madame Syaima dan anak-anaknya
bernama Mona, Suzanna, dan Noura. Bahadur, madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa noura
karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura
berkulit putih dan berambut pirang. Ya, nasib Noura memang malang.
Suatu malam Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke jalan
sembari dicambuk. Tangisannya memilukan. Fahri tidak tega melihat Noura
diperlakukan demikian oleh Bahadur. Ia meminta Maria melalui sms untuk
menolong Noura. Fahri tidak bisa menolong Noura secara langsung karena
Noura bukan muhrimnya. Maria pun bersedia menolong Noura malam itu. Ia
membawa Noura ke flatnya. Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura
sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan madame Syaima.
Dan benar. Noura bukan anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya
bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Ia sangat
berterima kasih pada Fahri dan Maria. Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau
menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia
meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan,
paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman. Melalui bantuan Syaik
Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.
Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman
dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa
keponakannya sangat mencitai Fahri. Namun terlambat! Fahri akan segera
menikah dengan Aisha. Oh, malang benar nasib Nurul. Dan pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan Aisha
memutuskan untuk berbulanmadu di sebuah apartemen cantik selama beberapa
minggu. Sepulang dari ‘bulanmadu’nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan
Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan
sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung.
Memang, saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi
berlibur. Alhasil, begitu mendengar Fahri telah menjadi milik wanita
lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria sangat terpukul.
Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus
menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura.
Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian
bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak
dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk
membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di
bui selama beberapa minggu. Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah
kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu (malam
yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana Fahri
memperkosanya).
Tapi Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta
yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan
lain. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap,
dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria
tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan.
Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan
kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan
Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang
mengerikan itu.
Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar,
Fahri memaafkan Noura. Dan, terungkaplah bahawa ayah dari bayi dalam
kandungan Noura dalah Bahadur. Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan
baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang
menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika
maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal
menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.
Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah
wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa
cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan prinsip,
dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama dan Sang
Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah Fahri dan Aisha
bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan ridhaNya.
KELEBIHAN
- Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
- Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan
- Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
KEKURANGAN
- Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam kehidupan nyata?
- Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.
MANFAAT
- Merupakan media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang islam
- Dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui geografi kota Mesir serta sosial budaya Timur Tengah tanpa harus pergi ke sana.
- Memberikan contoh pada kita tentang sebuah pernikahan yang baik dan sesuai syariat Islam.